Friday, November 1, 2013

Pilih Mana: DSLR atau Mirrorless Camera?

Dengan pilihan yang semakin banyak, memilih kamera jadi semakin sulit. Meski kalau mau mudah juga gampang, tinggal seseuaikan dengan keuangan kita beres. Yang jadi sulit kan bagaimana dengan uang yang kita miliki, kita bisa mendapatkan kamera yang terbaik. Belum lagi pilihan ini: mau kamera DSLR atau Mirrorless Camera? Mana yang lebih baik? Dari sisi kualitas hasil foto, harga, dan kemudahan pakainya? Apa kelebihan dan kekurangan masing-masing? Itulah yang akan kita bicarakan kali ini.

Apa perbedaan DSLR dan Mirrorless Camera?

Kamera Single lens reflex (SLR) telah ada selama lebih dari seratus tahun. Seperti pendahulunya yang berbasis film, SLR digital saat ini (DSLR) menggunakan cermin untuk mengalihkan cahaya dari lensa ke jendela bidik sehingga Anda melihat apa yang kamera lihat. Ketika Anda mengambil gambar, cermin dalam kamera ini membalik keluar dari jalurnya, rana di depan sensor gambar terbuka, dan sensor menangkap gambar.

Mirrorless camera, seperti namanya, tidak perlu cermin. Sebaliknya, cahaya melewati lensa dan jatuh tepat ke sensor gambar, seperti dalam kamera point-and-shoot dan kamera ponsel. Untuk menampilkan gambar sebelum Anda menekan tombol rana, Anda harus melihat layar di belakang kamera.

Jadi mana yang lebih baik? DSLR VS mirrorless?

Pilih Mana: DSLR atau Mirrorless Camera?

Ukuran dan Berat

Tubuh dari kamera DSLR terlihat sangat besar, karena mereka harus menyesuaikan dengan mekanisme cermin dan shutter. Pada saat ini, DSLR terkecil dan teringan yang tersedia adalah Canon EOS Rebel SL1 yang beratnya 22 ons (0,6 kilogram) dengan disertakan lensa zoom terpasang. Dan kamera ini agak mahal untuk pembeli yang baru pertama kali belajar fotografi. Sebuah model yang lebih-ekonomis, Canon EOS Rebel T3i dengan berat berat 25,3 ons (0,71 kilogram) dan ketebalan 3,1 inci (7,9 cm) hadir dengan sebuah lensa. Sebuah model midrange seperti Nikon D7100 dengan berat 1,2 kg atau lebih, juga tergantung pada lensa.

Tanpa cermin dan mekanisme shutter, bodi dari  mirrorless camera mirrorless bisa lebih kecil dari DSLR, dan konstruksi lebih sederhana. Sebuah mirrorless camera khas seperti Olympus PEN-EPL5 beratnya hanya kurang dari 0,45 kgdan kurang dari 3 inci  termasuk lensa.

Kemampuan Fokus

DSLR menggunakan mekanisme cermin untuk mengalihkan cahaya ke sensor khusus yang menggunakan proses yang disebut fase deteksi. Sensor mengukur konvergensi dua berkas cahaya untuk secara  cepat mengambil lensa ke dalam fokus.

Karena mereka tidak memiliki sistem cermin, kebanyakan mirrorless camera menggunakan teknik yang lebih lambat, yang disebut deteksi kontras - metode yang sama yang digunakan oleh kamera  point-and-shoot dan ponsel. Sensor gambar menangkap sebagian kecil dari suatu gambar, tes seberapa tajam itu, dan kemudian refocuses lensa dan tes lagi sampai mendapatkan fokus yang tepat. Deteksi kontras sangat lambat dalam cahaya rendah dan dengan subyek bergerak, karena gerakan membingungkan kamera.

Mirrorless camera terbaru, seperti Olympus OM-D EM-5, memiliki prosesor yang lebih cepat yang dapat mendeteksi kontras lebih cepat, sehingga mereka memiliki fokus hampir secepat DSLR dalam segala kondisi, tapi masih harus berjuang keras untuk mengambil gamba dalam cahaya rendah.  Lebih lanjut lagi, kamera  Olympus OM-D E-M1menggunakan sensor tunggal yang menggabungkan kedua kontras dan deteksi fasa. Sony juga memperkenalkan sistem fokus combo pada kamera mirrorless baru nya: A7 dan A7R.

Previewing Images

Sisi positif dari kamera DSLR adalah bahwa Anda dapat melihat gambar secara langsung, melihat hasil gambar yang anda tangkap. Kelemahan dari mirrorless camera adalah bahwa mereka harus menangkap preview gambar untuk ditampilkan pada layar LCD. Preview ini sering menghasilkan hasil yang buruk atau sulit untuk dilihat terutama pada LCD murah di siang hari. Dalam cahaya rendah, preview dapat muncul secara kasar.

Beberapa model mirrorless camera meniru DSLR dengan menanamkan layar LCD dengan apa yang disebut electronic viewfinder. Ini dibangun ke beberapa mirrorless camera yang lebih mahal (seperti Panasonic GX7) atau tersedia sebagai add-on ekstra bagi yang lain.

Image Stabilization

Semua removable-lens kamera modern termasuk stabilisasi gambar, di mana kamera mengurangi blur pada foto (umumnya pada kecepatan rana lambat) untuk mengatasi tangan anda yang bergetar ketika anda mengambil gambar. Kebanyakan kamera dengan lensa interchangeable, terutama DSLR, melakukan ini dengan menggeser sebagian kecil dari lensa. Lainnya menggeser sensor gambar, yang memungkinkan stabilisasi gambar dengan lensa apapun, bahkan model vintage. Beberapa mirrorless camera bisa menggeser kedua elemen lensa dan sensor gambar yang merupakan  kombinasi yang dapat lebih efektif daripada salah satu dari metode ini. Perbedaan antara kebanyakan kamera  DSLR dan sistem image-stabilization pada mirrorless camera sangat tipis.

Kualitas Gambar

Mirrorless camera versi awal yang digunakan untuk menawarkan gambar dengan kualitas rendah dibandingkan DSLR, dengan lebih banyak noise (graininess) dan warna yang lebih buruk, karena mereka menggunakan sensor gambar yang lebih kecil dan kurang menangkap cahaya. Tetapi produsen mirrorless camera telah menemukan cara untuk mengurangi noise, menggunakan sensor dan prosesor gambar yang lebih baik, dan sekarang tidak ada perbedaan nyata dalam kualitas gambar pada kamera model konsumen kebanyakan. SLR high-end menggunakan sensor yang sangat besar yang disebut "full frame" sensor yang telah memberi mereka keunggulan yang tinggi. Sony baru-baru ini memperkenalkan mirrorless camera dengan sensor full-frame, yang mana bisa menjadi langkah penting dalam menutup kesenjangan kualitas, bahkan untuk kamera dengan kinerja tinggi.

Walah, tambah sulit saja menentukannya. Hehe…

0 comments:

Post a Comment

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2011 Chandra Djiwa is proudly powered by blogger.com | Design by Tutorial Blogspot Published by Template Blogger