Friday, April 4, 2014

Aperture: Apa Itu? Fungsinya?

Pengertian Aperture | Apa sih fungsinya? | Jika anda masih pemula dalam dunia fotografi, maka terkadang terasa memberatkan ketika kita harus memelajari begitu banyak hal baru dalam waktu singkat. Belum lagi beragam istilah fotografi yang sangat banyak itu. Wah, bisa puyeng. Hehe…, tenang saja, tidak akan sampai membuat rambut di kepala anda rontok kog. Nah, kali ini kita akan berbagi ilmu tentang aperture.

Dalam bahasa Indonesia, aperture adalah sebuah lubang pada bidang diafragma dimana itu adalah tempat berlalunya sinar luminasi. Biasanya juga dikenal dengan sebutan f-number, focal ratio, maupun relative Aperture.

Sedangkan mengenai bukaan atau relative Aperture berarti bilangan yang menunjukkan korelasi panjang antara fokus lensa terhadap Aperture. Pada umumnya karakter bentuk serta ukuran Aperture menentukan bentuk zona Fresnel serta difraksi Fresnel yang terjadi. Aperture dipastikan sering berada dibagian lensa kamera dan dapat diatur membesar serta mengecil oleh penggunanya.

Besar kecilnya Aperture atau tingkat ditandai dengan angka bukaan (f-number). Umumnya lensa memiliki bukaan terbesar dengan bilangan f/4. Artinya diafragma sedang dibuka pada ukuran diameter 25mm. Lambang f melambangkan panjang fokus dari lensa, sedangkan angka 4 melambangkan diameter entrance pupil (bukaan lensa). Angka-angka bukaan Aperture yang sering dipakai pada perancangan lensa fotografi mulai dari yang terbesar adalah f/1.0, f/1.2, f/1.4, f/1.7, f/1.8, f/2.0, f/2.5, f/2.8, f/3.5, f/3.8, f/4, f/4.5 dan seterusnya. Sedangkan untuk bukaan terkecil pada umumnya bisa mencapai f/18, f/20, f/22, f/32, dan seterusnya jika memungkinkan bilah bisa menutup lebih kecil. Sebagai catatan semakin kecil angka relative Aperture maka semakin besar bukaan diafragma.

Fungsi Aperture

Mari kita mengenal fungsi Aperture pada kamera yang ternyata sangat berpengaruh pada hasil foto atau bahkan kualitasnya.

Mengontrol cahaya yang masuk

Fungsi utama dari Aperture adalah mengontrol seberapa cahaya yang bisa masuk ke dalam sensor. Mengapa bisa mengontrol cahaya? Kembali lagi pada pengertian Aperture yang merupakan lubang pada bidang diafragma untuk tempat berlalunya sinar luminasi. Semakin besar pengaturan bukaan Aperture maka semakin memungkinkan banyak cahaya yang masuk sensor. Dan sebaliknya, semakin kecil bukaan maka semakin sedikit cahaya yang dapat masuk. Itulah mengapa dalam perumusan Exposure Value, Aperture menjadi yang terpenting selain pengaturan Kecepatan rana dan ISO.

Mengontrol kedalaman ruang sempit dan lebar

Pengaturan kedalaman ruang sebuah foto atau Depth of Field 100% hanya bisa diatur dengan Aperture. Kedalaman ruang menjadi penunjuk sebuah ruang tertentu di dalam gambar yang nampak relatif tajam karena adanya perbedaan ketajaman atau fokus. Istilah dalam forografi masa kini adalah “foto bokeh” dimana satu subjek lebih tajam, sedangkan background maupun foreground tampak buram atau tidak fokus apabila Anda mengatur Aperture sebesar-besarnya seperti angka f/1.4, f/1.8, atau f/2.8. sedangkan untuk mendapatkan ketajaman keseluruhan pada objek, maka pengaturan Aperture harus lebih kecil mencapai f/10, f/16, f/22 dan seterusnya. Jadi sederhananya, pada pengaturan angka bukaan yang besar akan menghasilkan efek ruang ketajaman yang berkurang (cocok untuk foto portrait atau foto subjek tunggal). Sebaliknya apabila angka bukaan yang mengecil akan menghasilkan efek ruang ketajaman bertambah luas (cocok untuk foto landscape maupun group).

Menghasilkan difraksi

Pada hukum fisika, cahaya dipastikan akan mengalami difraksi saat melewati lubang sempit. Difraksi adalah penyebaran gelombang cahaya yang dihasilkan karena ada halangan. Lubang sempit dalam konteks ini tentu adalah Aperture yang diatur dengan relative Aperture atau bukaan. Jadi ketika Anda mengatur Aperture terkecil (nilai tinggi) seperti f/10, 1/16, f/22 dan seterusnya, maka akan menghasilkan efek starbrust pada objek yang memiliki sumber cahaya. Efek difraksi akan sangat terlihat ketika Anda memotret lampu pada malam hari. Semakin besar angka f-number Aperture maka semakin luas penyebaran efek difraksi yang dihasilkan.

Mempengaruhi kecepatan lensa

Pada lensa fotografi yang diatur dengan diameter Aperture lebih besar (nilai bukaan kecil) dianggap lebih cepat karena lensa tersebut mampu meneruskan intensitas cahaya lebih besar terhadap permukaan bidang fokal. Inilah yang nantinya dapat memungkinkan untuk melakukan pemotretan kecepatan rana lebih tinggi. Berbeda dengan lensa fotografi yang diatur dengan diameter diafragma lebih kecil (nilai bukaan besar) dianggap lebih lambat disebabkan intensitas cahaya yang diteruskan oleh lensa relatif lebih kecil sehingga dibutuhkan exposure dengan rentang waktu yang lebih lama (kecepatan rana) agar foto dimungkinkan tidak underexposed. Fungsi Aperture pada kamera ini lebih erat kaitannya dengan fungsi pertama. sumber: Paseban

0 comments:

Post a Comment

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2011 Chandra Djiwa is proudly powered by blogger.com | Design by Tutorial Blogspot Published by Template Blogger